Pain Point Bukan Satu-Satunya Yang Harus Diperhatikan

Rhasyab
2 min readApr 5, 2021

--

Kita kadang terlalu fokus dengan apa hal yang mengganggu dan membuat users tidak nyaman, atau yang biasa kita sebut dengan pain point. Di setiap UX case study, selalu insight ini terus yang coba gali, cari tau, dan validasi. Tapi tau ga sih? Ada banyak bentuk dari insight yang sebenernya bisa kita jadikan modal untuk tahap-tahap design selanjutnya.

Yang baru gw tau dan gw sering gunakan adalah 5 hal ini, yaitu:

  1. Likes: Apa yang disukai users dari yang hal yang kamu coba gali,
  2. Trigger atau Motivation: Apa yang memicu users untuk melakukan hal yang kamu coba gali,
  3. Gains, Goals, atau Reward: Apa yang diharapkan users ketika menyelesaikan hal yang kamu coba gali,
  4. Investation: Apa yang dikeluarkan users untuk menyelesaikan apa yang kamu coba gali,
  5. Journey: Apa yang users lakukan atau lewati untuk menyelesaikan apa yang kamu coba gali.

“Apa yang kamu coba gali” itu mengikuti case mu, ambil contoh TokTing, dan insight yang gw mau gali adalah likes, jadi ya pertanyaan gw saat mau interview kurang lebih “Apa yang kamu sukai saat jajan ke pedagang, namun yang berkeliling, bukan yang menetap?”.

Nah mungkin kamu bingung, kalau pain point itu kan diatasi, nah, kalau yang gw sebutin sebelumnya tadi, diapain? Kalau gw sendiri, sampai saat ini, menggunakan insight-insight tersebut untuk gw improve dan gw jadiin support dalam decision making & prioritazion. Yap, cuman untuk itu aja.

Kalau bingung, gw kasih contoh lagi deh. Misal jawaban dari pertanyaan “Apa yang kamu sukai saat jajan ke pedagang, namun yang berkeliling, bukan yang menetap?” adalah “Enaknya kita sebagai pembeli ga perlu capek-capek keluar rumah”. Nah dari sini ada insight berbentuk likes yang kita bisa improve dengan actionable statement seperti “Membuat users tidak perlu capek-capek keluar rumah untuk membeli jajan”.

4 bentuk insight ini awalnya gw tau dari buku HOOKED (Nir Eyal, 2014) dan The Design Thinker (Rizki Mardita, 2020), tapi yang awalnya jadi canvas, gw ubah jadi research plan (questions sampai goals). Tapi 4 hal ini didefinisikan berbeda, kalau di HOOKED, 4 hal ini dibuat untuk membuat product yang kita buat dapat menjadi behaviornya users, dan di buku The Design Thinker, 4 hal ini digunakan untuk mengetahui behavior dari users.

Thank you for reading,
Rhasyab

--

--

Rhasyab

Product Designer @ Tamara تمارا • Building chamjo.design • Latest Case Study: bit.ly/TokTing