Konsep design process

Tulisan yang pas buat kamu yang pusing karena banyaknya tipe design process

Rhasyab
5 min readMar 26, 2020

Gua bakal coba gaya santai di sini, biar kesannya ga kayak lagi baca modul praktikum — By the way, hai. Untuk mengisi kegabutan kamu saat self-quarantine gini, gua bakal sharing sedikit kegelisahan gua saat pertama kali banget mau belajar UX. Yaitu…

A lot of type of design process

Kalau kamu cari “dEsiNnG TtHinkIng pRocEss” di google, bakal muncul banyak banget tipe dari prosesnya, ada yang dimulai dengan…

empathise, lah,

https://www.interaction-design.org/literature/article/5-stages-in-the-design-thinking-process?ref=weekly.ui-patterns.com

define, lah,

https://uxplanet.org/case-study-the-design-process-670dd3af4372

listen, lah,

https://uxplanet.org/my-design-process-to-ensure-high-quality-user-experience-4aeb3866b2d2

lah lah, lah.

Lah…

Yang ngebuat gua malah jadi pusing mampus karena bingung mau ikutin proses yang mana? Mana waktu itu ga punya mentor buat nanya-nanya.

Tapi, makin ke sini, gua makin menyadari kalau proses-proses di atas itu cuman…

Looks different, but just the same.

Kenapa gua bisa bilang begitu? Setelah gua observasi *wow oBsEeRvaAsi*, semua proses itu mempunyai pattern atau konsep yang sama, yaitu…

5M

I’ll call it: LiMmaAa_mIlyYaArR_dEeSiNgG_PrRoceSs by Rhasyab. Jk ofc pls. — Memahami, MmmSolusi, Merancang, Mengetes, dan Mengulang.

Dimulai dari…

Memahami

https://gph.is/1WLYmgU

Maksud dari memahami di sini adalah memahami masalah yang kamu coba approach sampai memahami siapa sih user yang kamu coba selesaikan masalahnya. Semua pertanyaan-pertanyaan itu agar nantinya saat merancang, kamu punya tujuan seperti ini kurang lebih…

Kamu merancangan [produkmu] agar membantu [usermu] dalam [masalah usermu].

Nah agar kamu dapat memahami masalah yang kamu coba approach dan usermu, penting nih buat kamu untuk melakukan riset, bisa dengan

  1. Ngeinterview calon user (ga perlu bawa kru),
  2. Sebar survey ke calon user (biasanya untuk mendukung hasil interview kamu agar lebih valid), atau
  3. Field studies.

Yang nanti outputnya adalah…

  1. Masalah
  2. Gambaran representasi usermu (persona)
  3. Gambaran cara usermu menyelesaikan masalahnya untuk saat ini (journey)

Tips nyari masalah: Dari sekian banyak masalah yang kamu dapat (pdhl cuma 1), cari yang low effort namun high value dulu ya!

MmmSolusi

https://gph.is/2ACIgmO

Gapapa maksa yang penting jadi 5M — Jadi di sini kamu bakal ngeluangin diri buat brainstorming abis-abisan untuk mendapatkan solusi dari masalah yang kamu dapatkan. Bisa dengan mind mapping contohnya.

Outputnya ya solusi.

Tips nyari solusi: Kalau bisa solusi kamu yang make sense diimplementasikan buat ketiga aliran ini, yaitu yin-bussiness, yang-tech, dan yoo-user.

Tips memilih solusi: Sama kaya pas nyari masalah, dari sekian banyak solusi yang kamu dapat (pdhl ga ada), tetap cari yang low effort namun high value dulu ya!

Merancang

https://gph.is/2cSp1dN

Ini nih tahap yang paling ditunggu-tunggu, kadang rasanya pengen lompat aja dari riset buat langsung mainin figma, sketch, dan kawan-kawan seperpaguyubannya.

Di sini tahap di mana kamu akan memvisualisasikan solusi kamu sebelumnya, mulai dari yang bentuknya…

  1. Wireframe atau kerangka (susunan letak dan informasi),
  2. Low atau medium fidelity (wireframe yang sudah mempunyai konten), atau bahkan
  3. High fidelity (low fidelity yang sudah ada ilustrasi, warna, dll)

Tahap merancang ini juga sekaligus membuat userflow dan prototype ya!

Outputnya ya sebuah rancangan antara 3 hal tadi yang sudah terprototype. Mau wireframe, low, atau high fidelity, yang penting solusi kamu tervisualisasikan!

Oh ya, userflow atau wireflow juga output dari tahap ini.

Tips prototyping oleh Stevanus Christopel: Make it quick and cheap. Prototyping ga harus yang sudah hi-fi (digital). Kenapa? Agar user bisa fokus ke informasi dan interaksi ketimbang warna dan ilustrasi.

Mengetes

https://gph.is/g/aXJp3Vp

M ke 4 ini dilakukan agar kamu tau user sebenarnya paham atau engga saat menggunakan produkmu, jadi ga nunggu produk udah di-launch dulu baru kamu tau usermu paham atau engga. Ini juga agar produk kita sekali keluar udah usable sampai desirable.

Tips testing: saat testing, ingatkan user yang dites adalah produknya, bukan user atau partisipannya.

Tips testing (2): Jangan mengarahkan user cara kerja produkmu, jika user bingung, cukup tanya pendapatnya seperti: “Menurut kamu caranya gimana?”. Dengan itu kita bakal tau interaksi yang diekspektasikan usermu kaya gimana.

Mengulang

Jangan kaget dengan M terakhir ini — Design process adalah sebuah iterative process, yang mana kita akan mundur beberapa tahap (jika diperlukan) sampai desain yang bakal dideliver ke developer nanti merupakan desain yang sudah memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalah user.

Tips mengulang: ga tau, good luck. Intinya jika harus interasi, bukan berarti kamu gagal. Karena design process = learning process. Semakin banyak iterasi, kemungkinan, semakin banyak juga insight tentang user yang kamu dapatkan.

Gua ambil contoh tahap memahami, mau namanya empathise ataupun listen, tahap ini mempunyai tujuan yang sama saja, yaitu untuk memahami. Jadi jangan bingung lagi mau ikutin design process yang mana, karena semuanya sama aja tujuannya, mau kalian namain tahap memahami dengan “Nyari masalah sama user” juga ga masalah asal sesuai konsepnya.

Sebenarnya 5M di atas gua buat biar kalian lebih mudah inget dan lebih paham konsep design process ketimbang stuck di situ-situ aja hanya karena bingung mau pakai design process yang mana.

Intinya sih, pahami konsepnya, pahami cara kerjanya, dan langsung eksekusi. Kalau cuman dibaca ga bakal ngerti gimana proses ini bekerja.

Tips untuk eksekusi: Jangan terlalu fokus dengan istilah-istilah kaya value proposition canvas, fidelity, gitu-gitu. Mending fokus aja ke cara bagaimana kamu ngesolve masalah yang kamu angkat itu.

Akhir kondang — Sama dengan halnya belajar, kalau cuma dihafalin, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Kalau dipahami konsepnya, masuk telinga kanan terus buntu, muter-muter dah tu ilmu di gendang telinga.

Gua mau minta pendapat dong sama kalian, lebih enak baca kalau bahasanya santai gini, atau baku kaya tulisan-tulisan sebelumnya?

Ingin bertanya atau mempunyai masukan serta tambahan terkait tulisan ini?

Silahkan ketik pertanyaan, masukan dan tambahan tersebut di Bagian Response di bawah.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca! 😊

Dribbble, LinkedIn, Instagram.

--

--

Rhasyab

Product Designer @ Tamara تمارا • Building chamjo.design • Latest Case Study: bit.ly/TokTing