Eksplorasi: Aplikasi pembelian tiket bioskop

Sebuah proses pengeksplorasian beserta alasan dibaliknya

Rhasyab
4 min readJun 17, 2019

Untuk eksplorasi kali ini saya mencoba mendesain antarmuka untuk sebuah aplikasi untuk memesan tiket bioskop.

Perlu diketahui eksplorasi ini tidak memakai proses research dan kebanyakan data yang dipakai hanya menggunakan asumsi. Jadi flow, layout, sampai susunan informasi dari desain ini bisa dibantah.

Eksplorasi ini hanya sebagai latihan saya dalam mendesain antarmuka sebuah aplikasi untuk memesan tiket bioskop, namun di eksplorasi ini saya hanya mendesain flow utama, yaitu flow dalam memesan tiket.

Mari kita mulai:

User Flow

untuk user flow-nya, tentu dimulai saat user melihat informasi mengenai film yang ingin dipesan hingga user memilih tempat duduknya.

User Flow

Lanjut ke tahap:

High Fidelity

Ini adalah semua high-fidelity dalam flow memesan tiket hingga memilih tempat duduk:

Mari kita bahas setiap detil dari halamannya, dimulai dari:

Movie information

Informasi yang ada di dalam desain ini yaitu:

  • Judul film,
  • Minimal umur untuk menonton,
  • Trailer,
  • Kategori,
  • Durasi,
  • Sinopsis,
  • Pemeran
  • Dan lain-lain.

Di dalam desain ini saya mempunyai alasan tersendiri tentang informasi judul film, minimal umur, trailer, kategori, durasi, dan sinopsis yang berada di dalam container berwarna kuning.

Alasannya karena informasi-informasi didalam container kuning adalah informasi yang paling banyak dijadikan patokan untuk melanjutkan pembelian tiket atau tidak.

Contohnya, Hendra (37thn) ingin membeli sebuah tiket bioskop untuk menonton film. Saat masuk ke halaman movie information, Hendra menyukai trailer filmnya, kategori, dan sinopsisnya. Namun Hendra membawa anaknya juga yang masih berumur 14 tahun. Dan saat Hendra melihat informasi minimal umur yang ternyata 21 tahun, apakah Hendra tetap melanjutkan pembelian? Tentu saja tidak.

Contoh lainnya, Gamal (25thn) ingin membeli sebuah tiket bioskop untuk menonton film Spider-Man: Into the spider-verse karena ingin sekali melihat live action dari manusia laba-laba tersebut. Saat masuk ke halaman movie information, Gamal telah melihat minimal umur film tersebut adalah 9 tahun, namun saat melihat kategori dari film tersebut, kategori yang ditampilkan adalah Animation dan Advanture. Dia merasa sangat bertolak belakang dari kemauannya yang ingin menonton live action.

Apakah Gamal tetap melanjutkan pembelian? Tentu saja tidak.

Dari penggambaran diatas, user paling banyak membuat keputusan untuk melanjutkan atau tidaknya pembelian tiket karena informasi-informasi yang ada di dalam container kuning tersebut.

Kenapa kuning? Karena saya ingin informasi-informasi tersebut terlihat lebih menonjol dari informasi seperti cast yang menurut saya tidak mempunyai impact yang lebih besar dari informasi yang ada di dalam container kuning. Karena tentu user berkemungkinan sangat kecil untuk tidak melanjutkan pembelian tiket hanya karena cast-nya tidak keren.

Istilahnya, informasi yang didalam container kuning tersebut seperti di highlight agar fokus utama user adalah melihat informasi tersebut.

Input place and schedule

Informasi yang ada di dalam desain ini yaitu:

  • Lokasi anda saat ini dan dilanjutkan dengan pengisian jadwal dan tempat menonton.

Pengisian diawali dengan pemilihan letak bioskop. Tentunya sebagai user kita harus memilih letak bioskop terlebih dahulu sebelum memilih jadwal, karena tidak semua film ada di semua bioskop.

Setelah memilih letak bioskop yang menyediakan filmnya, kita tentunya memilih tanggal dan waktu untuk menonton.

Jika diperhatikan, sebelum memilih letak bioskop, bagian pemilihan tanggal dan waktu bewarna abu-abu, yang saya asumsikan saat user masuk ke halaman ini, user akan fokus ke bagian masih ber-background putih terlebih dahulu.

Jika saya tidak membuat overlay abu-abu pada bagian pemilihan tanggal dan waktu, user akan melihat tombol pemilihan yang sangat banyak, mulai dari tombol tanggal dan tombol waktu, yang berkemungkinan besar akan membuat bingung.

Overlay abu-abu juga berguna untuk menuntun user untuk mengisi form mulai dari letak bioskop hingga waktu.

Kalau sudah selesai mengisi jadwal dan tempat, tekan apa?

Tanpa menekan apa-apa, user akan langsung dibawa ke halaman dimana user memilih tempat duduk.

Kenapa ada search bar untuk mencari film lain?

Jika user mau mengganti film tanpa mengisi form dari awal, user dapat menggunakan search bar tersebut dengan hanya mencari film yang diinginkan. Dan jika film tersebut terdapat di bioskop yang dipilih sebelumnya, user akan dibawa langsung menuju halaman dimana user akan memilih tempat duduk.

Pick seat

Informasi yang ada di dalam desain ini yaitu:

  • Informasi mengenai jadwal dan tempat yang diisi sebelumnya dan
  • Informasi mengenai kursi mana yang masih kosong, telah dipilih, dan yang user pilih.

Menurut saya informasi mengenai jadwal dan tempat yang dipilih sebelumnya sangat penting untuk ditampilkan kembali agar user bisa memastikan informasi yang diisi sebelumnya sudah benar dan user tidak ragu untuk melanjutkan ke halaman berikutnya, yaitu payment.

Untuk kembali ke halaman pemilihan jadwal dan tempat, user bisa melakukan interaksi swipe down pada bagian yang menampilkan informasi jadwal dan tempat yang diisi sebelumnya yang berbentuk tiket. Jadi seakan-akan user berinteraksi seperti merobek bagian tersebut (tiket).

Setelah di swipe down, user akan dibawa langsung ke halaman sebelumnya, yaitu halaman pengisian tempat dan jadwal menonton.

Ingin bertanya atau mempunyai masukan serta tambahan terkait tulisan ini?

Silahkan ketik pertanyaan, masukan dan tambahan tersebut di Bagian Response di bawah.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca! 😊

Dribbble, LinkedIn, Instagram.

--

--

Rhasyab
Rhasyab

Written by Rhasyab

Product Designer @ Tamara تمارا • Building chamjo.design • Latest Case Study: bit.ly/TokTing

No responses yet